Amir Machmud NS
TAK HENTI MELUMUR FEBRUARI
hujan petang memeluk bulan
tak henti berceloteh entah dalam nada perkusi riang atau denting kecapi muram
tak mau dia berhenti melumur Februari
angin runyam mengempas matahari
tak henti meniupkan tembang entah dalam pilu seruling atau senyap harmonika
dia lucuti ketegaran Februari
gelap gulana menyelimut langit duka
tak henti membenamkan awan entah dalam buram senja atau sepi pintu malam
dia hapus kebeningan
tak memberi sesisa pun jernih langit rasa.
(07-02-2022)
— Puisi tersebut sedang disiapkan oleh penulisnya, Amir Machmud NS menjadi bagian dari antologi “Menungguimu Menyiram Bunga-Bunga”. Penyair yang juga wartawan yang tinggal di Semarang itu telah menerbitkan empat antologi tunggal. Puisi-puisinya tersebar di sejumlah antologi bersama dan media.
BACA JUGA : Nikmatnya Gepuk! Kuliner Khas Sunda yang Manis Gurih