Amir Machmud NS
MEMAKNAI CAHAYA
musim membimbingku memaknai cahaya yang meronta
awankah itu yang menghalangi waktu
menutup sebagian ungkapan jujur pagi
yang lazimnya bergegas dalam harapan
yang galibnya melangkah menyusun rencana
cahayakah yang hanya mengintip ragu
di teras langit yang tak sepenuhnya terbuka
o, dia malah menuntunku
memasuki waktu merenungi
pada sepi pagi inikah kautemukan simpul makna?
awan menebalkan senyawa rindu
adonan kabut dan sisa embun
menjadi pesan yang sejak subuh dia selipkan
: bijak-bijaklah memulai langkah dan pikiran.
(2022)
— Amir Machmud NS, wartawan dan penyair, tinggal di Semarang