Oleh Amir Machmud NS
MATAKHATULISTIWA – HINGGA kepindahannya dari Estadio Camp Nou ke Paris, tahun lalu, Lionel Andres Messi tetaplah berkualifikasi “dewa”. Atau dalam ekspresi budaya pop, selama ini media memberi label “alien”.
Di Barcelona, dalam rentang 2004-2021, Lionel Messi adalah segalanya. Dia manusia rekor yang menentukan kemenangan, membukukan ratusan gol, mencatat aksi-aksi yang melampaui kemampuan bersepak bola anak manusia, serta mengukir banyak momen di luar nalar.
Dia memberi kesenangan kepada semua orang yang terlibat dan terkait dengan Blaugrana.
Kepergiannya ke Paris St Germain pun ditangisi. Bahkan hati Messi pun sebenarnya hancur. Barcelona adalah rumah kebahagiaan yang membesarkanya dari semua sisi: sebagai manusia, dan sebagai pesepak bola. Hampir selama dua dasawarsa, dia identik sebagai “nyawa” klub Catalunya itu.
Realitasnya, di PSG Leo Messi tak bisa dibilang sukses. Bersama Neymar Junior dan Kylian Mbappe, semula digambarkan dia bakal membentuk trio mengerikan, seperti trisula maut Barca pada 2013-2017: Messi – Neymar – Luis Suarez.
Klub milik miliuner Qatar, Syekh Nasser al-Khelaifi itu langsung “meneror” lawan ketika Messi memastikan bergabung. Citra PSG sebagai The New Dream Team pun segera melekat, tetapi dari sisi kerancakan permainan ternyata belum seperti yang dibayangkan.
Hingga setengah musim kompetisi, kelebihan Messi belum betul-betul “tune in” dengan kebutuhan klub, terutama bagi ambisi Eropa PSG. Les Parisiens terhenti di 16 besar Liga Champions. Kontribusi Messi secara overall juga tak sebanding dengan kebesaran namanya.
Apakah karena taktik bermain yang berbeda dibandingkan dengan di Barcelona? Apakah lantaran coach Mauricio Pchettino tak juga menemukan ide menyatukan kedahsyatan tiga mata puzzel-nya?
Di Barca, Messi melewati serentet pergantian pelatih, dan baru pada era Ronald Koeman dia bermain dengan performa tak seperti biasanya. Mungkin juga karena usianya yang makin merambat. Toh pada 2021 Messi masih mampu membendaharakan trofi Ballon d’Or yang ketujuh, terbantu suksesnya bersama tim nasional Argentina di Copa America.
Spekulasi bahwa Leo akan balik ke Barca kini terus mengapung. Apalagi performanya bersama PSG juga mengindikasilan Messi tidak berada di lingkungan yang nyaman, dan tak mampu membuatnya bersepak bola gembira.
BACA JUGA : Cara Membuat Nasi Liwet Khas Sunda Mudah dan Sederhana